Kata Sambutan

Dr. Rudyono Darsono, S.H., M.H

Ketua Dewan Pembina Yayasan Jaya Husada Jakarta

Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar manusia. Seiring perkembangan zaman, kebutuhan tenaga kerja yang berpendidikan juga semakin meningkat. Untuk membentuk tenaga kerja yang tidak hanya terampil namun juga berpendidikan, maka diperlukan lembaga pendidikan yang juga mendukung kebutuhan tersebut. Yayasan Jaya Husada ingin mewujudkan komitmen tersebut dengan mendirikan Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya jakarta.

 

Akper Husada Karya jaya terbentuk berdasarkan kristalisasi cita-cita dan komitmen bersama tentang peningkatan kompetensi tenaga keperawatan khususnya di Jakarta. Hal ini dilakukan sesuai tuntutan profesionalisme yang ingin dicapai dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki, permasalahan yang dihadapi, dan berbagai kecenderungan perubahan lingkungan baik nasional maupun global yang sedang dan akan berlangsung.

 

Tenaga Keperawatan  yang profesional dan berkualitas  diharapkan memiliki keterampilan  hard skill dan soft skill. Hard skill merupakan penguasaan Ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya, sedangkan soft skill adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (Interpersonal skills) dan keterampilan mengatur dirinya (Intrapersonal Skills) yang mampu mengembangkan secara maksimal dalam performans  seseorang.

 

Keterampilan soft skill ini meliputi  kemampuan untuk berkomunikasi, membangun hubungan dengan orang lain, kemampuan untuk memahami orang lain, empaty,  kemampuan memberikan motivasi, kemampuan untuk memimpin, dan lain sebagainya. Dalam dunia kerja kesuksesan seseorang tergantung dari kualitas soft skill yang dipunyai (80%), dan hard skill (20%) Berdasarkan data ini, soft skill merupakan hal yang penting untuk dikuasai demi mencapai kesuksesan.

 

Seorang  perawat/ners  sangat penting untuk mempelajari lebih dalam dan menghayati lebih jauh tentang  Teory  caring agar  mampu memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat.

Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam keperawatan dipelajari dari berbagai macam filosofi dan perspektif etik. Theory of Human Care, (Watson, 1979)  mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk memperoleh kesembuhan.

 

Menurut Watson, ada tujuh asumsi yang mendasari konsep caring. Ketujuh asumsi tersebut adalah :

1.     Caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktekkan secara interpersonal,

2.     Caring terdiri dari faktor karatif  yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien,

3.     Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga,

4.     Caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya saat itu saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya,

5.     Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri,

6.     Caring lebih kompleks daripada curing,  praktik caring memadukan antara pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit,

7.     Caring merupakan inti dari keperawatan (Julia,1995).

 

Jean Watson juga mengemukakan tentang  “the Ten Caractive Factors” adalah sepuluh factor carative untuk memahami caring. Jean Watson menggunakan istilah “carative” dan bukan “curative” untuk membedakan antara keperawatan dan kedokteran. Curative factor bertujuan untuk menyembuhkan penyakit pasien dan Carative factor menjelaskan tentang proses caring yang membantu orang untuk  mencapai atau mempertahankan kesehatan dan juga  mempersiapkan orang dapat meninggal dengan damai artinya menuntun orang untuk   mempersiapkan dirinya untuk dapat meninggal dengan tenang.

 

Akhir kata faktor yang dapat mendukung perawat memiliki  kemampuan soft skill adalah  mereka yang mampu memahami apa itu caring. Saat ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Caring  mendeskripsikan tentang keperawatan dasar dimana perawat akan mendalami konsep sebagai dasar ilmu keperawatan. Diharapkan perawat mampu memahami tentang pentingnya perilaku caring sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat / ners dalam perannya sebagai perawat.

Oleh karena itu,  mari kita senantiasa belajar dan belajar terus untuk pengembangan ilmu keperawatan ini, dan mampu menerapkan  perilaku caring dalam setiap asuhan  keperawatan yang kita berikan dan memiliki ketrampilan soft skill.

Akper Husada Karya Jaya

Jln. Sunter Permai Raya, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara 14350.